Sabtu, 15 Oktober 2011

Haruskah Pariwisata Menyakiti Adat dan Budaya ??

Bali adalah pulau yang terkenal dengan pulau pariwisata dengan berjuta keunikan adat istiadat dan kebudayaan. Di bandingkan dengan keindahan alamnya, bali lebih terkenal dengan kebudayaan dan adat istiadat yang berada di masyarakatnya. Namun pemanfaatan pariwisata bali nampaknya belum berjalan beriringan dengan kebudayaan serta adat istiadat yang ada di bali. Di tambah lagi pemanfaatan pariwisata di bali terkadang kurang memperdulikan bhisama aatu aturan aturan yang ada di adat bali. Salah satu contohnya adalah turis asing yang memasuki kawasan suci pura, kawasan suci pura hendaknya tidak bisa dimasuki oleh sembarangan turis asing apalagi ada yang sedang datang bulan, tentu pelanggaran tersebut akan merusak kesucian pura.

Pelanggaran lainnya yang sering terlihat adalah turis turis asing yang kurang memperhatikan peraturan peraturan yang berada di pura.
Ambil saja contoh turis turis asing di pura tampak siring ini. Mereka berdiri di depan warga lokal yang sedang melakukan persembahyangan.

Padahal telah ada peringatan tertulis mengenai aturan aturan yang hendaknya tidak dilanggar para pengunjung baik asing maupun lokal.
Selain pelanggaran oleh turis asing, warga lokal yang nakal juga sering menggunkan kesempatan kecil untuk meraup untung yang besar di daerah wisata. Diantaranya membuka usaha kecil tanpa memperhatikan bhisama kesucian pura yang ada di adat bali.
Seperti cafe yang terletak didekat pura gunung kawi 
Seharusnya para pengelola wisata bisa tetap memajukan wisata tanpa mengotori adat istiadat serta budaya kearifan budaya bali, sehingga tidak terkesan pariwisata hanya mengambil keuntungan tanpa ikut melestarikan budaya yang menjadi bagian penting dari pariwisata bali.

2 komentar: